3 Cara Menguasai Kekuatan Empati dalam Tulisan Anda
Diterbitkan: 2018-04-20Untuk siapa kamu menulis? Mengetahui berarti perbedaan antara menghubungkan dengan audiens dan berkomunikasi menjadi kekosongan. Memahami pikiran dan perasaan pembaca Anda diperlukan untuk menjalin hubungan itu. Empati adalah kunci untuk mendapatkan pembaca dan pengikut dalam semua jenis tulisan, mulai dari blogging, pemasaran, hingga media sosial.
Kita sering salah mengira empati sebagai simpati, tetapi ada perbedaannya. Simpati berarti merasa kasihan atas kemalangan orang lain; empati berarti memahami pikiran dan perasaan mereka. Ketika Anda menulis dengan empati, Anda menempatkan diri Anda di tempat orang yang Anda ajak berkomunikasi, dan itu membantu tulisan Anda beresonansi dengan mereka.

Tiga Cara Menulis Dengan Empati
1 Tanyakan, “Siapa yang akan membaca artikel ini?”
Pemasar sering membuat persona , istilah yang mengacu pada semacam representasi fiktif dari pelanggan atau pengguna mereka. Tim periklanan untuk merek deterjen mungkin merujuk pada seseorang bernama Janet, seorang ibu muda yang merasa tidak cukup waktu dalam sehari untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dan membesarkan anak-anak. Tim mungkin melakukan brainstorming seperti apa hari-hari biasa bagi Janet. Apa yang dia perjuangkan? Bagaimana perasaannya?
Jika tim pemasaran mendefinisikan Janet sebagai ibu bekerja yang menghadapi tantangan dalam membesarkan keluarga, mereka mungkin membuat iklan yang menampilkan seorang wanita yang menatap ke langit dengan cemas sementara balitanya meninggalkan bekas cetakan tangan di baju putihnya dan anak prasekolah berlumpur menarik-narik bajunya. lengan bajunya mendatangkan malapetaka serupa pada blazer kekuatannya. Ibu yang benar-benar bekerja cenderung menganggap gambar itu terlalu menyenangkan.
Persona tidak hanya untuk iklan. Anda dapat membayangkan pembaca Anda dan menemukan cara untuk melibatkan mereka secara tertulis daripada iklan satu halaman penuh. Audiens target Anda mungkin lebih luas dari Janet the Harried Mom juga. (Hanya saja, jangan membuatnya terlalu luas. Anda tidak bisa, apalagi menulis untuk, semua orang.) Tanyakan pada diri Anda serangkaian pertanyaan seperti:
- Berapa rentang usia pembaca saya?
- Apa jenis pekerjaan yang mereka miliki?
- Kepentingan apa yang mereka miliki?
- Tantangan apa yang mereka hadapi?
- Apa tingkat keahlian mereka?
- Apa yang hilang? Kebutuhan yang tidak terpenuhi apa yang dapat dipenuhi ini?
- Kesenjangan apa yang mungkin mereka miliki dalam pengetahuan mereka tentang topik Anda?
Ketika Anda memahami audiens Anda, Anda dapat menulis sesuatu yang lebih mungkin beresonansi dengan mereka.
—Kevin McKeon untuk AdAgeAnda tidak memiliki empati, [pembaca Anda] memilikinya. . . . Seperti kemurahan hati atau kepedulian, empati tidak boleh tentang Anda. Anda tidak dapat memilikinya. Anda hanya bisa menyediakannya. Jadi murah hati. Biarkan saja. Biarkan itu semua tentang mereka. Kemudian mundur, dan lihat semuanya kembali kepada Anda.
2 Tanyakan, “Pertanyaan apa yang mereka miliki?”
Pernahkah Anda menghabiskan waktu berjam-jam menulis sesuatu hanya untuk diabaikan? Mungkin posting blog yang Anda curahkan untuk diri Anda tanpa komentar dan sedikit tampilan, atau Anda tidak bisa mendapatkan cinta untuk kampanye media sosial yang dibuat dengan hati-hati. Mungkin Anda lupa mempertimbangkan pertanyaan pembaca Anda. Rasa ingin tahu inilah yang mengilhami kami untuk mencari, membaca, dan terhubung.
Anda mungkin membaca posting blog ini karena judulnya membuat Anda penasaran, atau karena Anda mendengar bahwa empati memainkan peran yang kuat dalam penulisan yang efektif dan Anda mencari artikel untuk membantu Anda menulis dengan lebih banyak empati. Tugas saya sebagai penulis adalah mengantisipasi hal-hal yang mungkin ingin Anda ketahui. Saya mempertimbangkan pertanyaan seperti:
- Apa itu empati?
- Mengapa itu penting?
- Apa saja cara menggunakan empati dalam menulis?
Sekarang, daripada bertele-tele atau berkhotbah, artikel saya dapat menjawab pertanyaan pembaca dengan cara yang jelas dan terorganisir.
Jika Anda bingung tentang apa yang diinginkan pembaca Anda, atau tebakan Anda tampaknya tidak tepat sasaran, ada solusi sederhana—tanyakan kepada mereka. Lakukan survei media sosial informal, gunakan posting blog untuk meminta komentar, atau gunakan alat seperti Survey Monkey.
Kami menemukan bahwa kesalahan yang dilakukan #mobile vs. di PC lima kali lebih banyak.
Cari tahu cara memperbaikinya: https://t.co/fumz9MUQB9
— Grammarly (@Grammarly) 4 April 2018
3 Biarkan diri Anda menjadi manusia
Kami memiliki robot yang mampu menulis berita, tetapi ada satu hal yang tidak dimiliki manusia oleh bot: pengalaman hidup. Pembaca terlibat ketika mereka tahu ada orang yang nyata di balik tulisan itu. Kapan pun masuk akal, bagikan sedikit diri Anda di artikel, pos sosial, dan bahkan email Anda. Ketika audiens Anda tahu Anda pernah berada di tempat mereka berada, mereka cenderung memperhatikan apa yang Anda katakan. Gunakan anekdot dan beri mereka pandangan sekilas tentang perjuangan, pengamatan, dan hal lain yang mungkin berhubungan dengan Anda.
Dan jangan lupa untuk membuat tulisan Anda menjadi percakapan.
—5 Hal yang Akan Membuat Anda Lebih Baik dalam Menulis KontenAlih-alih menulis seperti sedang mengaduk-aduk makalah penelitian yang kering, tulislah seolah-olah Anda memberi tahu teman tentang beberapa hal baru yang keren yang telah Anda pelajari. Gunakan nada percakapan alami Anda sendiri. Jaga agar bahasa Anda tetap sederhana dan langsung. Dengan kata lain, jadilah dirimu sendiri. Tidak ada orang lain yang bisa.

